02/07/15

Point To MultiPoint Mikrotik

Point to Multipoint
Biasa diterapkan untuk distribusi akses langsung ke arah client. Misal pada mal, cafe, kantor dsb dimana user menggunakan laptop / gadget untuk akses internet. 
Sisi AP
Menggunakan Mikrotik dengan RouterOS Lisensi minimal Level 4. Setting dengan mode=ap-bridge dan sesuaikan band,frekuensi serta SSID sesuai kebutuhan.
Wireless Security
Agar jaringan wireless lebih aman dan tidak semua orang bisa terkoneksi, kita bisa menerapkan wireless security profile dengan WPA/WPA2



Arahkan agar wireless interface menggunakan security profile yang sudah dibuat sebelumnya.



Dengan begitu, jika terdapat user yang ingin terkoneksi ke wifi, akan muncul popup untuk input pre-shared-key / password.



Access List
Dalam hal manajemen, bisa digunakan juga access list untuk membuat manajemen wireless client berdasarkan MAC Address.


Dengan pengaturan tersebut tidak semua client bisa terkoneksi, hanya client dengan MAC Address yang sudah terdaftar pada Access-List yang dapat terkoneksi.
sumber mikrotik.co.id

Point To Point

Point to Point
Biasa digunakan untuk pendistribusian akses ke arah perangkat wireless lain, misal dari NOC ke arah BTS atau dari NOC ke arah client dengan jarak cukup jauh, dimana client tidak bisa menangkap pancaran frekuensi NOC secara langsung. 

Untuk dapat membangun jaringan point to point, pada perangkat Mikrotk dibutuhkan minimal RouterOS Lisensi Level 3, baik di sisi AP maupun Station. Pada umunya dalam topologi ini perangkat wireless hanya digunakan untuk bridging saja, sedangkan service dan manajemen langsung dilakukan di Router Utama.
Sisi AP
Untuk pengaturan pada sisi AP, kita bisa menggunakan mode=bridge dan dengan pengaturan Band, frekuensi dan SSID sesuai kebutuhan.
Sisi Client
Pengaturan sisi client/station menggunakan mode=station-bridge , sebab interface wireless ini nantinya akan di bridge.
Bridge
Agar service dari Router utama dapat sampai ke Client, maka lakukan bridging untuk interface wireless dan ethernet yang menuju ke jaringan di bawah.
Lakukan setting Bridge di kedua sisi, baik AP maupun Station.

 sumber mikrotik.co.id

26/06/15

Chmod

 Hasil gambar untuk chmod
chmod adalah perintah dan system call yang dapat mengubah izin akses ke objek sistem berkas ( file dan direktori ). Hal ini juga dapat mengubah modus khusus bendera. Permintaan disaring oleh umask . Nama ini merupakan singkatan dari ch ange mod e

Sintaks perintah

Opsi yang diterapkan biasanya meliputi
  • Rekusif -R, yaitu meliputi objek dalam subdirektori
  • Kekuatan -f, yaitu terus maju dengan semua benda bahkan jika terjadi kesalahan
  • Verbose V, acara benda diproses
Mode Oktal
Format numerik numerik chmod menerima hingga empat digit oktal. Paling kanan tiga (angka dua sampai empat) mengacu pada izin untuk pemilik file, kelompok dan pengguna lainnya masing-masing.opsional pertama digit menentukan setuid khusus, setgid, dan bendera lengket.






7 membaca, menulis dan mengeksekusi 111
6 membaca dan menulis 110
5 membaca dan mengeksekusi 101
4 hanya membaca 100
3 menulis dan mengeksekusi 011
2 menulis hanya 010
1 mengeksekusi hanya 001
0 tak satupun

 sumber wikipedia





















































25/06/15

mengedit file upload dan setting timezone php.ini

Setting PHP.ini (date.timezone dan upload)

 
Pada awalnya kapasitas import file sebesar 2.048KiB
sehingga apabila kita akan melalukan import terbatas ukuran kapasitas filenya.
Untuk meningkatkan kapasitas file uploadnya kita harus meng edit di php.ini

langkah pertama
masuk root atau superusernya agar kita dapat melakukan edit

langkah kedua
masuk ke php.ini
dengan memberikan perintah
#nano /etc/php5/apache2/php.ini

langkah ketiga
lakukan edit sebagai berikut
  • Cari / Search  (Ctrl+W ) > tuliskan date.time > enter
  • atur timezonenya misal "Asia/Jakarta"
  •  Cari / Search (Ctrl + W ) > ketikan upload_max > enter
  •  edit file uploadnya, misal 200MB
  • Cari / Search (Ctrl + W ) > ketikan post_max > enter
  •  edit ukurannya , sesuai max uploadnya tadi,
  • simpan (Ctrl+ X ) > Y > enter
  • lakukan restart #service apache2 restart atau #/etc/init.d/apache2 restart
  •  cek kembali ke phpmyadminnya dan harus berubah

24/06/15

Konfigurasi Interface debian 7

konfigurasi Interface untuk memastikan IP dan koneksi

nano /etc/netwok/interfaces

 service networking restart (untuk merestart networknya)
 ifconfig (untuk cek ip confgurasinya)

23/06/15

MariaDB

MariaDB merupakan versi pengembangan terbuka dan mandiri dari MySQL. Sejak diakuisisinya MySQL oleh Oracle pada September 2010, Monty Program sebagai penulis awal kode sumber MySQL memisahkan diri dari pengembangan dan membuat versi yang lebih mandiri yakni MariaDB.


MariaDB adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen basisdata relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License). Setiap pengguna dapat secara bebas menggunakan MariaDB, namun dengan batasan perangkat lunak tersebut tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat komersial.
Semua kemampuan MySQL dimiliki pula oleh MariaDB yakni:
  1. Portabilitas. MariaDB dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga, dan masih banyak lagi.
  2. Perangkat lunak sumber terbuka. MariaDB didistribusikan sebagai perangkat lunak sumber terbuka, dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara gratis.
  3. Multi-user. MariaDB dapat digunakan oleh beberapa pengguna dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.
  4. 'Performance tuning', MariaDB memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.
  5. Ragam tipe data. MariaDB memiliki ragam tipe data yang sangat kaya, seperti signed / unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp, dan lain-lain.
  6. Perintah dan Fungsi. MariaDB memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan Where dalam perintah (query).
  7. Keamanan. MariaDB memiliki beberapa lapisan keamanan seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi.
  8. Skalabilitas dan Pembatasan. MariaDB mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 miliar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.
  9. Konektivitas. MariaDB dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protokol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).
  10. Pelokalan Bahasa. MariaDB dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meski pun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya.
  11. Antar Muka. MariaDB memiliki antar muka (interface) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface).
  12. Klien dan Peralatan. MariaDB dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool)yang dapat digunakan untuk administrasi basis data, dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk online.
  13. Struktur tabel. MariaDB memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya semacam PostgreSQL ataupun Oracle.
sumber wikipedia
perintah untuk install mariaDB

#apt-get install mariadb-server-10.0

22/06/15

Mengatasi Error "No Accelerator Found" Pada Proxmox VE

Mengatasi Error "No Accelerator Found" Pada Proxmox VE

error "No Accelerator Found" seperti berikut :


Ada dua kemungkinan yaitu :

> PC Server yg kita gunakan tidak mendukung virtualisasi / mode virtualisasinya belum diaktifkan
> Setting kvm Hardware Virtualization pada VM proxmox di aktifkan


Pada kasus saya ini adalah Setting KVM Hardware Virtualization pada VM Proxmox di aktifkan, jadi harus menonaktifkannya

Yaitu dengan mengeklik VM tersebut lalu pilih menu Option,
Klik pada KVM hardware virtualization, klik edit dan hilangkan ceklist lalu klik ok,

Sekian,
Semoga bermanfaat create by alifuddin